B. GEOGRAFI KEHIDUPAN
1. PENYEBARAN MAKHLUK HIDUP
Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan. Pada
lingkungan terdapat faktor abiotik yang mempengaruhinya, seperti topografi,
geologi, dan iklim. Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik
yang berbeda memberi kemungkinan adanya keanekaragaman hayati. Hewan dan
tumbuhan yang hidup di darat berbeda dengan yang hidup di perairan. Perbedaan
itu misalnya pada warna, bentuk dan ukuran. Perbedaan tersebutlah yang
menimbulkan keanekaragaman. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman dapat
disebabkan oleg faktor gen.
2. PEMBAGIAN WILAYAH BERDASARKAN
IKLIM
Serba Sejarah - Iklim
adalah rata - rata dari pergantian atau keadaan Cuaca dalam wilayah yang luas
dan jangka waktu yang lama (perhitungan jangka waktu ± 30 tahun). Terjadinya
iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi
bumi berdasar letak lintang dan ketinggian suatu tempat (Keadaan ini
menyebabkan suhu udara di wilayah lintang rendah atau wilayah khatulistiwa
lebih panas dibanding wilayah lintang tinggi atau wilayah kutub).
Iklim
matahari
Klasifikasi iklim matahari,
didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan
bumi. Tempat-tempat yang lintangnya tinggi lebih sedikit daripada tempat-tempat
yang lintangnya rendah. Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi empat
daerah iklim, yaitu sebagai berikut:
Daerah
iklim tropis (panas) : 0° – 23,5° Lintang Utara
(LU) / Lintang Selatan (LS)
Daerah iklim sub tropis : 23,5° – 40°
LU/LS
Daerah iklim sedang : 40° – 66,5°
LU/LS
Daerah iklim dingin : 66,5° – 90°
LU/LS
Iklim Koppen
Pengelompokan iklim Koppen
berdasarkan indikator vegetasi. Artinya, vegetasi merupakan tanda atau
indikator dari kondisi iklimnya. Koppen membagi iklim dunia menjadi iklim A, B,
C, D, dan E.
Iklim Tipe A (Iklim Tropis)
Iklim hujan tropis dengan suhu udara pada
bulan - bulan terdinginnya mencapai lebih dari 18° C (64,4° Fahrenheit).
Indikator vegetasinya adalah adanya tumbuhan yang peka terhadap suhu tinggi
(megatherma) seperti berbagai jenis palma (kelapa, nipah dan lain-lain).
Subregion dari iklim A adalah iklim Af, Aw, Am, Aw', Aw", As. Ketiga iklim
pertama yaitu Af, Am, dan Aw lebih sering muncul, sehingga dalam pembahasan
diarahkan pada ketiga subregion iklim tersebut. Iklim
Af tipe iklim tropik basah (Tropical wet climate) dengan
endapan hujan pada bulan - bulan terkering sekurang-kurangnya 60 milimeter (2,4
inchi). Tipe iklim Aw tipe iklim basah tropik (tropical wet and dry climate).
Ciri tipe iklim ini adalah memiliki curah hujan di bawah 60 milimeter
sekurang-kurangnya satu bulan. Tipe iklim Am tipe iklim basah tropis dengan
musim kering yang singkat (tropical wet with short dry climate). Ciri tipe iklim
ini adalah memiliki kesamaan dengan Af dalam jumlah endapan hujannya tetapi
penyebaran musimnya menyerupai Aw. Endapan hujan pada tipe iklim Am di bawah 60
mm dalam bulan - bulan terkering.
Iklim Tipe B (Iklim Kering)
Ciri Iklim tipe B adalah
penguapan tinggi dengan curah hujan rendah (rata-rata 25,5 mm/tahun) sehingga
sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak terdapat
surplus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen.
Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi,
Tipe Iklim Bs (iklim stepa)
Tipe Iklim Bw (iklim
gurun)
Iklim Tipe C (Iklim Sedang
Hangat) Iklim tipe C mengalami empat musim,
yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata bulan
terdingin adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang
bersuhu udara rata-rata 10° C. Iklim tipe C dibedakan menjadi
tiga, Tipe Iklikm Cw Iklim sedang
basah (humid mesothermal) dengan musim dingin yang kering.
Tipe Iklim Cs Iklim sedang basah dengan musim panas yang
kering. Tipe Iklim Cf Iklim sedang
basah dengan hujan dalam semua bulan.
Iklim Tipe D (Iklim Salju
Dingin)
Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju
dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata
bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi
dua: Tipe Iklim Df Iklim hutan salju
dingin dengan semua bulan lembab. Tipe Iklim Dw Iklim hutan
salju dingin dengan musim dingin yang kering.
Iklim Tipe E (Iklim Kutub)
Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak
mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Suhu udara tidak
pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E dibedakan atas,
- Tipe Iklim Et (iklim tundra)
- Tipe Iklim Ef (iklim kutub dengan salju abadi).
Iklim
tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika.
3. PEMBAGIAN WILAYAH UNTUK PEMYEBARAN FLORA DAN
FAUNA
Karakteristik
flora di Indonesia Bagian Timur dan Flora di Indonesia Bagian Barat juga
memiliki perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan karakteristik flora di Indonesia
bagian Barat daN indonesia bagian timur.
#
Flora di Indonesia bagian Barat :
- banyak terdapat jenis
meranti-merantian
- terdapat berbagai jenis rotan
- tidak memiliki gutan kayu putih
- memiliki jenis tumbuhan matoa
(pometia pinnata) yangsedikit
- memiliki jenis tumbuhan sagu
yang sedikit
- memiliki berbagai jenis nangka
#
Flora di Indonesia bagian Timur :
- memiliki jenis
meranti-merantian yang sedikit
- tidak memiliki rotan
- terdapat hutan kayu putih
- memiliki berbagai jenis
tumbuhan matoa (khususnya di Papua)
- memiliki banyak tumbuhan sagu
- tidak terdapat jenis nangka.
Berdasarkan
tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara bagian
barat, tengah, dan timur. Wallace membagi fauna di Indonesia menjadi 3 type,
yaitu :
1. Fauna tipe Asiatis (Asiatic)
fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera, kalimantan,
Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang menyusui dan
berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar serta tidak
banyak memiliki jenis burung berwarna.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan,
monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak
2. Fauna tipe Peralihan (Austral Asiatic)
meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara
bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda,
kuskus, anoa, dan komodo
3. Fauna tipe Australis (Australic)
meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini
banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang
berkantung.
jenis Fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung
cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi.