Kamis, 19 November 2015

Tugas Softskill, SIP: Pekerjaan yang Ingin Dicapai dan Tokoh Inspirasi





Pekerjaan yang Ingin Dicapai dan Tokoh Inspirasi
Pada tugas softskill mata kuliah sistem informasi psikologi kali ini, saya akan berbagi informasi, karena informasi bisa  mengenai apa saja, maka saya akan berbagi informasi mengenai pekerjaan apa yang menjadi cita-cita saya dan siapa tokoh yang menginspirasi saya dalam mencapai pekerjaan tersebut.
Pekerjaan pertama yang ingin saya capai atau yang menjadi cita - cita saya adalah menjadi seorang dosen. Tokoh inspirasi saya adalah ibu saya sendiri. Bukan karena beliau seorang dosen, tetapi saya terinspirasi dari impian beliau untuk menjadikan anaknya berbeda dari keluarga besar lainnya. Maksud berbeda disini adalah berbeda latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang dimiliki saudara-saudara yang lain, mulai dari pendidikan yang lebih tinggi hingga pekerjaan yang berbeda. Selain itu, saya pun juga mengimpikan menjadi seeorang dosen, menurut saya dosen merupakan pekerjaan yang menantang. Dikatakan menantang maksudnya, disini kita akan mengajarkan beberapa kelas dengan jumlah mahasiswa yang banyak. Mengajarkan harus dengan jelas agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh mahasiswa. Tidak sembarangan dalam menyampaikan materi. Maka dari itu, jadi dosen juga harus pintar berkomunikasi dan membangun suasan mengajar yang aktif dan kondusif.
Pekerjaan yang kedua adalah menjadi seorang pegawai di instansi pemerintahan. Tokoh inspirasi saya adalah ayah saya sendiri. Beliau adalah seorang yang bekerja di suatu perusahaan yang dinaungi oleh sebuah instansi pemerintahan. Satu hal yang membuat saya tertarik adalah perjalanan dinas para pegawai. Memang tidak hanya instansi pemerintah saja yang melakukan perjalanan dinas, perusahaan lain pun pasti melakukan hal yang sama. Dan dengan melakukan perjalanan dinas tersebut kita menjadi memiliki wawasan luas yang akan kita dapatkan selama perjalanan itu, bekerja diluar kantor tidak hanya di dalam ruangan untuk mencegah agar kita tidak jenuh dalam melakukan pekerjaan, dan dengan perjalanan dinas kita juga menjadi pegawai yang aktif dan komunikatif.
Sementara ini, itulah pekerjaan yang ingin saya capai. Namun, pada dasarnya saya senang bekerja dimana saja asalkan perusahaan jelas dan menjamin kesejahteraan pegawainya. Penulisan ini saya tulis atas pendapat saya sendiri dan tidak bermaksud membanggakan satu pekerjaan, karena semua pekerjaan sama tergantung bagaimana cara kita sebagai pegawai mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawab kita dan dapat meningkatkan kinerjanya.

Rabu, 21 Oktober 2015

Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi

Menurut Gaol (2008), sistem informasi psikologi bertujuan mendapatkan pemahaman bagaimana manusia pembuat keputusan merasa dan menggunakan informasi formal.
Sistem informasi psikologi adalah sebuah sistem yang digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan psikologi yang dapat bermanfaat bagi penggunanya.

Contoh 1:
Sesuai dengan pengalam saya sebagai mahasiswi psikologi, sistem informasi berguna untuk bidang psikologi. Misalnya, ketika saya mempelajari salah satu tes inventori yaitu papikostik. Tes tersebut menggunakan teknologi komputer untuk mempermudah jalannya tes dan skoringnya, serta mudah untuk melihat diagramnya. Hasilnya akan menjadi lebih jelas di banding dibuat secara manual.

Contoh 2:
Seperti yang kita ketahui, internet  memberi beragam informasi. Informasi yang ditampilkan mencakup berbagai ilmu, tak terkecuali ilmu psikologi. Kita banyak menjumpai psikotes yang tercantum di internet dan dapat kita kerjakan secara online. Hal ini dapat menambah pengetahuan dan membantu pengguna internet untuk mempelajari seperti apa psikotes itu. Menurut saya, selain memberikan sisi positif, hal ini juga mengandung sisi negatif karna tidak seharusnya psikotes tersebar luas di internet mengingat sifatnya yang rahasia dan tes tidak didampingi oleh tenaga profesional selain itu, hasilnya belum tentu akurat.

Contoh 3:
Selain dapat mengerjakan psikotes secara online, kita dapat melihat cara pengerjaan dari tes-tes psikologi.  Misalnya, tes wartegg, Tes DAP, BAUM, dan HTP yang kini sudah banyak tertera di internet dan dapat dengan mudah kita akses. Selain dapat mengetahui cara pengerjaannya dengan baik, hal ini juga dapat memberikan penjelasan-penjelasan dr tes tersebut. Seperti psikotes, meskipun membawa manfaat agar kita menambah pengetahuan, namun hal ini juga tidak seharusnya ada, karna  tes ini bersifat rahasia jadi tidak seheusnya tersebar luas dan bebas.

Sumber : Gaol, C.J.L (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Minggu, 11 Oktober 2015

Penerapan Sistem Informasi




Penerapan Sistem Informasi
Semua kegiatan yang dilakukan dalam segala bidang memerlukan adanya informasi. Demikian pula sebaliknya, semua kegiatan dalam berbagai bidang menghasilkan suatu informasi, yang berguna bagi ruang lingkup dalam bidang tersebut ataupun diluar bidang tersebut. Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan (Husain & Wibowo, dalam Machmud 2013). Apabila sistem informasi dirancang dan dilaksanakan dengan baik, maka akan banyak manfaat yang diperoleh dari peranan sistem informasi pada semua bidang. Sistem informasi banyak digunakan dalam berbagai bidang, bidang-bidang tersebut antara lain:
a.    Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen adalah seluruh rangkaian aktivitas kerja sistem informasi yang membentuk satu kesatuan sistem dengan tujuan yang sama melalui proses penyimpanan, pengumpulan, pengolahan, sampai akhirnya mengasilkan informasi yang berguna bagi anggota organisasi (Machmud, 2013)
Manajemen menggunakan informasi untuk dua tujuan yaitu perencanaan dan pengawasan. Perencanaan terjadi sebelum pelaksanaan aktivitas organisasi. Tujuan yang ditentukan oleh proses perencanaan harus dicapai dengan aktivitas itu. Meskipun perencanaan meliputi semua tingkat organisasi, tetapi kebanyakan terjadi pada tingkat keputusan strategis dan taktis. Perencanaan banyak bergantung pada peramalan dan informasi dari luar. Pengendalian merupakana hal membandingkan hasil aktual dengan rencana yang ditentukan pada proses perencanaan.
Demikian pentingnya peranan sistem informasi manajemen dalam usaha pencapaian tujuan, sehingga jelaslah bahwa penggunaan dari sistem informasi manajemennya harus dikaitkan dengan usaha-usaha modernisasi, sedang poses modernisasi hanya dapat terjadi bila ditarik manfaatnya dari kemajuan yang telah dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.   Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan) sistem ini meng-capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi (Aini, 2007).
Sistem informasi geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan terseimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data0data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri data spasial dan data atribut digital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non- spasial, sehingga para pengunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam sig data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, table, atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan (Barus & Wiradisastra, dalam Aini 2007).

Sumber:
Aini, Anisah. (2007). Sistem informasi geografis pengertian dan aplikasinya. Yogyakarta: STMIK AMIKOM
Machmud, Rizan. (2013). Peranan penerapan sistem informasi manajemen terhadap efektivitas kerja pegawai lembaga pemasyarakatan narkotika. Jurnal Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Negeri Gorontalo. Vol. 9. No. 3

Senin, 06 Juli 2015

Terapeutik

1.    1.   Gangguan apa yang terjadi pada klien?
Berdasarkan jurnal tersebut, klien adalah pasien dari RSJ Provinsi Riau. Data yang diperoleh dari RSJ Provinsi Riau juga menunjukkan bahwa jumlah pasien rawat inap tiap tahun mengalami peningkatan, sedangkan jumlah pasien rawat jalan cenderung tetap / tidak terlalu banyak berubah. Menurut Kepala Ruangan Kampar RSJ Provinsi Riau, peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa ini disebabkan oleh latar belakang pasien itu sendiri. Hal ini bisa dikarenakan lingkungan tempat tinggal yang tidak baik, kondisi sosial ekonomi yang semakin hari semakin sulit, kondisi keluarga yang tidak harmonis, serta masalah pendidikan yang semakin hari kurang mendapat perhatian

2. 2.      Metode terapeutik apa yang digunakan?
Proses pemulihan pasien gangguan jiwa di RSJ Provinsi Riau biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu terapi medik yang menggunakan obat-obatan dan terapi non medik yang menggunakan komunikasi terapeutik. Komunikasi yang digunakan dalam proses pemulihan dalam dunia kesehatan terutama dalam keperawatan jiwa dikenal dengan sebutan Komunikasi Terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan hal yang utama dalam perawatan pasien, begitu juga dalam keperawatan jiwa. Dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat membantu memperbaiki masalah yang dialami pasien secara berangsur-angsur.

3. 3.      Apa saja peran dari orang-orang rela merawat, dalam melakukan terapeutik?
Dari contoh kasus yang telah dijabarkan diatas, peran utama tertuju pada perawat yang merawat pasien pada RSJ tersebut. Untuk melakukan komunikasi terapeutik yang efektif perawat harus memiliki keterampilan yang memadai dan memahami dirinya sendiri, sehingga perawat dapat menghadapi dan menghargai keunikan pasien. Dengan cara perawatan yang efektif diharapkan perawat dapat membantu permasalahan yang dihadapi pasien dan permasalahan tersebut berangsur-angsur akan membaik. Setelah membaik dapat kembali kepada kehidupan normalnya.

4.4   Hambatan apa yang terjadi dalam melakukannya?
faktor penghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik adalah kondisi psikis pasien seperti kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri, lalu kondisi perawat yang tidak semua mempunyai keterampilan yang memadai dan memahami dirinya dengan baik dengan harapan perawat dapat menghadapi, mempersepsikan, bereaksi, dan menghargai keunikan pasien. Hambatan lainnya adalah bahasa, dan lingkungan.

5.     5.  Dampak apa saja yang menandakan bahwa klien mengalami pemulihan?
Terjadinya gangguan jiwa ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi diantaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari menjadi terabaikan. Setelah dilakukannya terapi, klien pada RSJ berangsur-angsur mulai dapat percaya dengan orang lain, tidak menghindar dari orang lain lagi.

Dapus:

Syahroza, Afdanisa dan Welly Wirman. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DALAM PEMULIHAN PASIEN GANGGUAN JIWA JENIS ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI RIAU. 

Minggu, 03 Mei 2015

Psikoterapi



PSIKOTERAPI
I.                   Carilah penjelasan yang lengkap tentang terapi keluarga, berisi tentang:
a.       Pengertian terapi keluarga
Terapi keluarga merupakan terminologi yang mengacu pada metode yang dilakukan pada keluarga dengan berbagai kesulitan biopsikososial. Terapi keluarga mulai berkembang diawal tahun 1950-an, merupakan pendekatan psikoterapeutik yang fleksibel dan dapat diaplikasikan pada masalah-masalah yang berfokus pada anak dan orang dewasa.
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga. Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial.
Menurut Kartini Kartono dan Gulo (dalam Somaryati dan Astutik) terapi keluarga adalah suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhan.
b.      Cara melakukan terapi keluarga
1.      Pemeragaan: memperagakan ketika masalah itu muncul. Misalnya ayah dan anak anaknya sehingga mereka saling diam bertengkar, maka terapis membujuk mereka untuk berbicara setelah itu terapis memberikan saran-sarannya dan bisa disebut dengan psikodrama. Dan komunikasi dalam keluarga paling penting.
2.      Homework: mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi diantaranya.
3.      Family Sculpting: cara untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga yang lain dengan cara nonverbal.
4.      Genograms: sebuah cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi tentang keluarga geonograms adalah sebuah diagram tersturktur dari sistem hubungan tiga generasi keluarga. Diagram ini sebagai roadmap dari sistem hubungan keluarga. Hal ini berarti memahami masalah dalam bentuk grafik.

c.       Manfaat terapi keluarga
1.      Memperbaiki hubungan interpersonal bagi klien
2.      Membantu konseli (anggota keluarga) untuk mencapai individualis, membuat dirinya menjadi hal yang berbeda dari sistem keluarga
3.      Untuk memfasilitasi resolusi masalah dan mendukung pengembangan keluarga yang sehat dengan fokus utama pada hubungan antara individu dengan masalah serta anggota signifikan dari keluarga dan jaringan sosialnya.
4.      Untuk mengubah struktur dalam keluarga dengan cara menyusun kembali kesatuan dan menyembuhkan perpecahan yang terjadi dalam suatu keluarga.
d.      Kasus-kasus yang diselesaikan dalam terapi keluarga
1.      Kasus krisis pada keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga
2.      Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan pada pasangan suami istri
3.      Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan
e.       Cari dan rangkaian satu contoh yang menggambarkan terapi keluarga
Kasus:
Don adalah seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Tetapi ia tidak merasa demikian beberapa waktu terakhir karena ia merasa bahwa anak laki-lakinha telah menjadi seorang anak yang nakal. Angela (istri Don) begitu heran dengan kelakuan anak laki-lakinya yaitu Ben. Namun yang membuat ia lebih heran lagi adalah mengapa suaminya mengizinkan Ben untuk minum minuman keras. Heather (Anak perempuan Don) mengatakan bahwa hubungannya dia dengan kedua orang tuanya sangat baik. Namun berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya Ben, ia merasa bahwa hubungannya sangat gila. Ben adalah seorang kakak yang pengangguran yang mempunyai hubungan yang sangat tidak baik dengan adik perempuannya.
Proses Terapi:
                        Terdapat 4 orang yang terlibat dalam proses terapi. Seorang terapis wanita, Don, Ben, dan Heather. Terapi dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Posisi duduk mereka membentuk setengah lingkaran, dengan ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di sebelagnya adalah terapis, sebelah terapis adalah heather, dan kemudian di ujung paling kanan adalah Don. Awalnya, terapis mengatakan bahwa penting sekali membahas masalah hubungan antar anggota keluarga tersebut. Kemudian terapis juga meluruskan tentang peran orang tua dan anak dalam sebuah keluarga. Hal ini ditekankan kembali karena Don cenderung membela Heather, anak perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don dapat menyadari sikap seperti apa yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang baik. Setelah itu terapis meminta ayah dan ben untuk bertukar posisi duduk agar Ben dan heather dapat duduk berdampingan.
                        Terapis mempersilahkan Heather untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya terhadap sosok Ben. Heather mengatakan bahwa ia merindukan sosok kakanya yang seperti dulu dan ia merasa bahwa ia sudah tidak mengenali kakanya lagi, yang sekarang ini dianggap sering berperilaku menyimpang. Setelah Heather selesai mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikiran kemudian terapis meminta Ben untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh adik perempuanya tersebut. Dan terungkaplah bahwa selama ini ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan secara berbeda dengan adiknya. Setelah mendengar pengakuan dari kedua kaka beradik tersebut, terapis pun berusaha memberikan insight pada snag ayah tentang akar permasalahan yang terjadi di antara Ben dan Heather. Dan di akhir sesi terapi, hubungan antar anggota keluarga tersebut pun terlihat menjadi lebih hangat.

Daftar Pustaka :
Somaryati. & Astutik, S. (2013). Family therapy dalam menangani pola asuh orang tua yang salah pada anak slow learner. Jurnal bimbingan dan konseling islam. Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Vol.03. No.01.
Sawitri, D. R. (2009). Posmodernisme dan family therapy berbasis belief system dan narratives. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol.5. No.01.