Kamis, 30 Mei 2013

evolusi yang terjadi pada makhluk hidup



C. EVOLUSI YANG TERJADI PADA MAKHLUK HIDUP
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
 Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik.
Dikenal 2 macam evolusi :

1. Evolusi progresif :
Evolusi meonju pada kemungkinan dapat bertahan hidup (survive).

2. Evolusi regresif (retrogreslf) :
Evolusi menuju pada kemungkinan menjadi punah.
Teori evolusi merupakan perpaduan antara ide (gagasan) den fakta (kenyataan). Yang dianggap sebagai pencetus ide evolusi ialah Charles Darwin (1809-1892) yang menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan judul “On the ofiginof species by means of natural selection” atau “The preservation of favored races in the struggle for life”.
 Bukti Adanya Evolusi :
1. Fakta langsung adanya evolusi
  • Adanya variasi di antara makhluk hidup.
  • Adanya fosil.
2. Fakta tidak langsung adanya evolusi
  • Homolog (kesamaan) pola perkembangan embriologi.
  • Adanya kajian biogeografi (penyebaran makhluk hidup) dan palaeontologi (asal-usul makhluk hidup).
Proses Terbentuknya Spesies Baru :
  1. Isolasi geografi: apabila batas wilayah tidak dilewati, populasi tidak akan bertemu dengan populasi lain sehingga perkawinan secara alamiah tidak akan terjadi.
  2. Isolasi reproduksi: menyangkut adanya keberhasilan suatu pembuahan dan keberhasilan organisme baru pasca pembuahan.
 Syarat Terjadinya Evolusi :
  1. Adanya perubahan lingkungan.
  2. Adanya relung (tempat hidup dan interaksi suatu organisme) yang kosong.
  3. Adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme.

contoh evolusi makhluk hidup :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/49/Ape_skeletons.png/320px-Ape_skeletons.png



Geografi Kehidupan



B. GEOGRAFI KEHIDUPAN
1. PENYEBARAN MAKHLUK HIDUP
Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan. Pada lingkungan terdapat faktor abiotik yang mempengaruhinya, seperti topografi, geologi, dan iklim. Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik yang berbeda memberi kemungkinan adanya keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang hidup di darat berbeda dengan yang hidup di perairan. Perbedaan itu misalnya pada warna, bentuk dan ukuran. Perbedaan tersebutlah yang menimbulkan keanekaragaman. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman dapat disebabkan oleg faktor gen.
2. PEMBAGIAN WILAYAH BERDASARKAN IKLIM
Serba Sejarah - Iklim adalah rata - rata dari pergantian atau keadaan Cuaca dalam wilayah yang luas dan jangka waktu yang lama (perhitungan jangka waktu ± 30 tahun). Terjadinya iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi bumi berdasar letak lintang dan ketinggian suatu tempat (Keadaan ini menyebabkan suhu udara di wilayah lintang rendah atau wilayah khatulistiwa lebih panas dibanding wilayah lintang tinggi atau wilayah kutub). 

Iklim matahari   
Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya tinggi lebih sedikit daripada tempat-tempat yang lintangnya rendah. Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi empat daerah iklim, yaitu sebagai berikut: 
Daerah iklim tropis      (panas) : 0° – 23,5° Lintang Utara (LU) / Lintang Selatan (LS)  
Daerah iklim sub tropis :      23,5° – 40° LU/LS  
Daerah iklim sedang : 40°      – 66,5° LU/LS  
Daerah iklim dingin :      66,5° – 90° LU/LS   
Iklim Koppen   
Pengelompokan iklim Koppen berdasarkan indikator vegetasi. Artinya, vegetasi merupakan tanda atau indikator dari kondisi iklimnya. Koppen membagi iklim dunia menjadi iklim A, B, C, D, dan E. 
  
Iklim Tipe A (Iklim Tropis)  
 Iklim hujan tropis dengan suhu udara pada bulan - bulan terdinginnya mencapai lebih dari 18° C (64,4° Fahrenheit). Indikator vegetasinya adalah adanya tumbuhan yang peka terhadap suhu tinggi (megatherma) seperti berbagai jenis palma (kelapa, nipah dan lain-lain). Subregion dari iklim A adalah iklim Af, Aw, Am, Aw', Aw", As. Ketiga iklim pertama yaitu Af, Am, dan Aw lebih sering muncul, sehingga dalam pembahasan diarahkan pada ketiga subregion iklim tersebut.     Iklim Af    tipe iklim tropik basah (Tropical wet climate) dengan endapan hujan pada bulan - bulan terkering sekurang-kurangnya 60 milimeter (2,4 inchi). Tipe iklim Aw tipe iklim basah tropik (tropical wet and dry climate). Ciri tipe iklim ini adalah memiliki curah hujan di bawah 60 milimeter sekurang-kurangnya satu bulan. Tipe iklim Am tipe iklim basah tropis dengan musim kering yang singkat (tropical wet with short dry climate). Ciri tipe iklim ini adalah memiliki kesamaan dengan Af dalam jumlah endapan hujannya tetapi penyebaran musimnya menyerupai Aw. Endapan hujan pada tipe iklim Am di bawah 60 mm dalam bulan - bulan terkering. 

Iklim Tipe B (Iklim Kering)
Ciri Iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujan rendah (rata-rata 25,5 mm/tahun) sehingga sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak terdapat surplus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi,     
Tipe Iklim Bs (iklim stepa)   
Tipe Iklim Bw (iklim gurun)    

Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)   Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata bulan terdingin adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang bersuhu udara rata-rata 10° C. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga,     Tipe Iklikm Cw    Iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan musim dingin yang kering.     Tipe Iklim Cs    Iklim sedang basah dengan musim panas yang kering.     Tipe Iklim Cf    Iklim sedang basah dengan hujan dalam semua bulan.  

Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)  
Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi dua:     Tipe Iklim Df    Iklim hutan salju dingin dengan semua bulan lembab. Tipe Iklim Dw    Iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang kering.      
Iklim Tipe E (Iklim Kutub)
Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E dibedakan atas,
  1. Tipe Iklim Et (iklim tundra)
  2. Tipe Iklim Ef (iklim kutub dengan salju abadi).
Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika.
3.      PEMBAGIAN WILAYAH UNTUK PEMYEBARAN FLORA DAN FAUNA
Karakteristik flora di Indonesia Bagian Timur dan Flora di Indonesia Bagian Barat juga memiliki perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan karakteristik flora di Indonesia bagian Barat daN indonesia bagian timur.
# Flora di Indonesia bagian Barat :
  • banyak terdapat jenis meranti-merantian
  • terdapat berbagai jenis rotan
  • tidak memiliki gutan kayu putih
  • memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yangsedikit
  • memiliki jenis tumbuhan sagu yang sedikit
  • memiliki berbagai jenis nangka

# Flora di Indonesia bagian Timur :
  • memiliki jenis meranti-merantian yang sedikit
  • tidak memiliki rotan
  • terdapat hutan kayu putih
  • memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya di Papua)
  • memiliki banyak tumbuhan sagu
  • tidak terdapat jenis nangka.
 Berdasarkan tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara bagian barat, tengah, dan timur. Wallace membagi fauna di Indonesia menjadi 3 type, yaitu :

1. Fauna tipe Asiatis (Asiatic)
fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang menyusui dan berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar serta tidak banyak memiliki jenis burung berwarna.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan, monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak

2. Fauna tipe Peralihan (Austral Asiatic)
meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo

3. Fauna tipe Australis (Australic)
meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung.
jenis Fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi.

Minggu, 05 Mei 2013

awal mula kehidupan



AWAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI
Kehidupan di bumi diperkirakan sudah ada sejak 2.500 juta tahun yang lalu. Ahli geologi membagi awal zaman kehidupan di bumi dalam empat tahapan zaman berbeda yang memiliki ciri khasnya tersendiri, zaman berikut yaitu: zaman archaeikum, zaman palaeozoikum, zaman mesozoikum, dan zaman neozoikum atau kainozoikum.
a.      Zaman Archaeikum
Zaman ini dimulai ketika bumi masih dalam keadaan panas dan belum dingin. Menurut perhitungan geologis zaman ini berlaku pada 2.500 juta tahun yang lalu. Oleh karna panansnya yang luar biasa maka dapat diambil kesimpulan bahwa belum ada kehidupan di muka bumi ini, hanya saja terdapat bebatuan yang bermacam-macam ukuran, coba saja kamu bayangkan bagaimana manusia bisa bertahan di gurun pasir Taklamakan (Cina) yang suhunya lebih dari 60 derajat celcius. Bandingakan dengan suhu bumi pada zaman ini, yang panasnya di atas 6000 derajat celcius.

b.      Zaman Palaeozoikum
Zaman ini berlaku 500 – 300 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini suhu dimuka bumi sudah mulai menurun namun proses pembentukan permukaan bumi masih sangat labil. Ibarat tulang bayi yang baru saja lahir, dia dapat tergeser ke kanan atau ke kiri. Begitu pula halnya dengan bumi. Pada zaman ini tanda-tanda kehidupan di bumi sudah mulai tampak. Penghuni bumi pada waktu itu berupa makhluk yang kecil (mikroorganisme) dan bersel satu. Merekapun berevolusi menjadi reptil, ampibi, dan berbagai jenis ikan.

c.       Zaman Mesozoikum
Masa ini berlangsung sekitar 250 – 140 juta tahun yang lalu. Panas iklim dan suhu bumi masih seragam. Hutan-hutan luas mulai terbentuk dan menutupi permukaan bumi. Perkembangan yangmakhluk hidup yang berjalan diatasnya berjalan maju, artinya makhluk hidup bertambha besra dari segi fisik. Zaman ini ditandai dengan munculnya reptil-reptil besar yang kita kenal dengan nama dinosaurus. Selain dinosaurus, masa ini juga sudah mulai dihuni oleh primata, tumbuhan berbunga, burung, dan hewan menyusui (mamalia).


d.      Zaman Neozoikum atau Kainozaikum
Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini keadaan fisik atau iklim bumi sudah mulai membaik dan stabil. Akibatnya, perkembangan kehidupan semakin menuju keragaman karena didukung oleh keadaan diatas tadi. Zaman ini juga sebagai penanda selamat datang kepada manusia dan selamat tinggal pada dinosaurus. Alasannya adalah sebagai berikut; zaman neozoikum terbagi menjadi dua zaman, yaitu tersier dan kuarter. Masing-masing zaman mempunyai ciri khas zama yang berbeda.
1.      Tersier, merupakan zaman yang terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada masa ini, dinosaurus masih berkuasa di muka bumi. Demikian pula halnya dengan mamalia dan primata. Akan tetapi perkembangan hewan-hewan raksasa semakin lambat, sementara hewan primata dan mamalia berkembang pesat.
2.       Kuarter, merupakan zaman yang terjadi sekita 600.000 tahun yang lalu.
Zaman ini juga terbagi menjadi dua lagi berdasarkan proses mencairnya    es-es didaerah kutub. Kedua periode zaman tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Pleistosen (diluvim) atau disebut juga the ice age. Pada masa ini, keadaan iklim di bumi tidak stabil, kadang suhunya naik dan kadang suhunya turun.
        Zaman kuarter menjadi sangat penting karena pada zaman inilah manusia purba mulai muncul. Adapun jenis manusia purba yang muncul pada zaman ini adalah Pithecanthropus.
b.      Holosen (alluvium). Zaman ini berlangsung sejak 20.000 – 10.000 tahun yang lalu. Pada masa ini, keadaan di bumi sudah stabil dan kehidupan di muka bumi pun terus berkembang. Adapun manusia purba yang hidup pada masa ini adalah Homo Sapiens.
Jadi, kehidupan makhluk hidup di muka bumi pada zaman sekarang, tidak luput dari peran sejarah kehidupan muka bumi pada berjuta-juta tahun yang lalu. Makhluk hidup yang ada sekarang ini merupakan hasil dari evolusi makhluk hidup zaman dahulu yang disebutkan diatas.